Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة , yang juga diambil dari bahasa Yunani “philosophia” yang berarti cinta kepada pengetahuan. Kata philosophia ini merupakan kata majemuk dan berasal dari dua kata, yakni “philos” yang artinya cinta/loving dan kata “Sophia” yang artinya pengetahuan (wisdom). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang pencinta pengatahuan.
Pecinta pengetahuan adalah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau dengan kata lain orang yang selalu mengabdikan dirinya kepada pengetahuan. Pengertian cinta yang dimaksud disini adalah dalam arti yang seluas-luasnya yaitu dengan rasa keinginan itulah ia berusaha mencapai atau mendalami hal yang diinginkan. Demikian juga yang dimaksud dengan pengetahuan yaitu tahu dengan mendalam sampai akar-akarnya atau sampai ke dasar segala dasar .
Para penulis sejarah filsafat berasumsi bahwa orang yang pertama menggunakan kata filsafat adalah Pythagoras (572 - 497 SM). Ketika itu ia ditanya oleh Leon tentang pekerjaaannya, ia menjawab sebagai Philosophis yang artinya pecinta kearifan atau kebijaksanaan . Kata ini digunakannya sebagai reaksi terhadap orang yang menamakan dirinya ahli pengetahuan. Manusia menurutnya tidak akan mampu mencapai pengetahuan secara keseluruhan walaupun akan menghabiskan semua umurnya.
Oleh sebab itu yang pantas bagi manusia ialah pecinta pengetahuan. Akan tetapi kata filsafat populer pemakaiannya sejak masa sekolah Sokrates dan Plato. Namun yang pasti kata filsafat ini telah ada sejak masa filosof Yunani .
Oleh sebab itu yang pantas bagi manusia ialah pecinta pengetahuan. Akan tetapi kata filsafat populer pemakaiannya sejak masa sekolah Sokrates dan Plato. Namun yang pasti kata filsafat ini telah ada sejak masa filosof Yunani .
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada (agama) lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini. Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar. Dari mana terjadinya alam, itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka.
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Filsafat memandang alam sebagai satu soal yang bulat, ia mencari pengetahuan yang selesai tentang alam dan penghidupan dan tak pernah sampai ke penghabisannya . Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.
Ada beberapa ciri bagi filsafat yaitu :
a. Persoalan filsafat bercorak sangat umum
b. Persoalan filsafat tidak bersifat empiris
c. Menyangkut masalah-masalah asasi
Sebagaimana lazimnya pengetahuan lainnya, filsafat pun mempunyai obyek materiel dan obyek formal. Objek materiel filsafat ialah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat, segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat tiga persoalan pokok yaitu : hakikat Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia. Objek formal filsafat, ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai sekar-akarnya) tentang obyek materi filsafat .
Periodesasi filsafat secara umum dapat dibedakan menjadi 4 bagian yakni :
1. Zaman Klasik yang terdapat didalamnya filsafat Tiongkok, Filsafat India, Filasafat Yunani dan Romawi. Adapun waktunya adalah sebelum masehi sampai abad 4 Masehi
2. Abad pertengahan yaitu mulai abad ke-4 sampai 15 M yang ada didalamnya Filsafat Islam, Yahudi dan Nasrani
3. Abad Baru mulai abad ke-16 sampai ke-19 M
4. Abad Modern, abad ke -19 sampai sekarang
Baberapa ahli sejarah berpendapat bahwa Filsafat Yunanilah yang menjadi dasar adanya pemikiran tentang filsafat, filsafat lainnya seperti filsafat tiongkok, Filsafat India, Filsafat Islam dan lain sebagainya mengikuti dan mengembangkan filsafat Yunani. Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah : Sokrates, Plato dan Aristoteles. Banyak yang berasumsi bahwa pada zaman Plato dan Aristoteles inilah filsafat Yunani mencapai masa kejayaan/keemasan.
Pemikiran tentang Filsafat dari masa ke masa selalu berubah. Perubahan jalan pemikiran filosofi tidak terjadi secara tiba tiba akan tetapi bertahap. Dimulai dari zaman klasik dengan Sokrates, namun Socrates belum sampai kepada suatu system filosofi, yang memberikan nama klasik kepada filosofi itu sendiri. Ia baru membuka jalan dan baru mencari kebenaran, ia belum sampai menegakkan suatu system pandangan yang sebenarnya, tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang baru dan kuat bagi kebenaran dan moral.
Sistem ajaran filosofi klasik baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran Socrates tentang pengetahuan dan etik filosofi alam yang berkembang sebelum Sokrates. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Pemikiran-pemikiran Sokrates diikuti oleh Plato sedangkan Plato sendiri juga diikuti oleh Aristoteles. Namun begitu dalam beberapa hal ternyata banyak perbedaan dari ketiganya meskipun sebagian yang lain ada juga yang sama dan penjadi penerus dari pemikiran sebelumnya .
Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik benar-benar, ia malah ia tidak mengajarkan sebuah filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran. Oleh karena itu ia mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan dan bukan pula ahli pengetahuan, melainkan seorang pemikir. Oleh karena Socrates tidak menuliskan filosofinya, maka sulit sekali mengetahui dengan kesahihan ajarannya. Ajarannya itu hanya dikenal dari catatan-catatan murid-muridnya, terutama Plato.
Untuk mengetahui ajaran Socrates, orang banyak bersandar kepada Plato. Dalam uraian-uraian Plato, yang kebanyakan berbentuk dialog, hampir selalu Socrates yang dikemukakannya. Ia memikir, tetapi keluar seolah-olah Socrates yang berkata. Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Di sini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan, bahwa semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang skeptis. Socrates berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari.
Sokrates sama sekali tidak menuliskan sesuatu tentang filsafat maupun yang lainnya, banyak pengetahuan kita tentang filsuf itu justru muncul dalam karya-karya Plato. Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya. Hampir semua karyanya ditulis dalam nada dialog. Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.
Aristoteles merupakan orang serba bisa pertama dan terbesar sepanjang sejarah. Dia telah menulis banyak sekali hal dan telah dianggap telah melakukan perubahan disegala bidang pengetahuan yang disentuhnya (kecuali dalam bidang matematika yang tetap saja dikuasai oleh pemikiran Plato dan Kaum Platonis). Aristoteles dianggap sebagai peletak fondasi pertama dalam bidang logika.
Aristoteles sebagai pembangun dialektik pengetahuan. Tanya jawab, yang dilakukan secara meningkat dan mendalam, melahirkan pikiran yang kritis. Dalam berjuang mencari kebenaran yang umum lakunya, yaitu mencari pengetahuan yang sebenar-benarnya, terletak seluruh filosofinya. Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan sini, yang kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dan definisi yang biasa disebut dengan logika.
Buah pikiran dan sistem pengetahuan Plato dan Aristoteles menguasai alam pikiran orang barat sampai saat ini. Pada masanya, Plato mencapai titik persatuan dalam filosofi Grik yang selama ini menyatakan perbedaan pandangan. Dengan itu terdapat untuk pertama kali dalam sejarah dunia barat suatu system pandangan yang menyuluhi seluruhnya dari satu pokok. Aristoteles meneruskan pokok pengertian Plato dan membangun suatu system filosofi yang didalamnya terdapat tempat tersendiri bagi berbagai ilmu spesial.
Tags:
Filsafat Ilmu