Ternak itik merupakan salah satu komoditas ternak
yang sudah populer di masyarakat pedesaan dan perkotaan. Itik
Indian Runner (Anas Javanica) disebut juga itik jawa karena banyak
tersebar dan berkembang di daerah daerah di pulau Jawa. Itik ini mempunyai
beberapa nama sesuai dengan nama daerah itik tersebut berkembang, seperti itik
tegal, itik mojosari dan itik karawang.
Itik dikenal
juga dengan istilah “bebek’ (dalam bahasa Jawa).
Di berbagai wilayah pedesaan
Indonesia penyebutan hewan itik itu umumnya disebut “bebek”. Asal muasal hewan
itik/bebek adalah dari Amerika Utara yang merupakan itik liar (Anas moscha)
atau Wild mallard. Itik tersebut terus menerus dijinakkan oleh manusia
hingga jadilah itik yang dipelihara hingga sekarang yang disebut Anas
domesticus (itik ternak).
Itik/bebek
merupakan unggas air yang cenderung mempunyai ciri-ciri umum : tubuh ramping, berdiri
hampir tegak seperti botol dan lincah (Rasyaf, 2002). Habitat
itik adalah di darat namun menyukai perairan. Itik dipelihara untuk daging atau
telurnya. Kebanyakan itik mempunyai paruh yang rata dan lebar untuk menyudu.
Itik makan berbagai jenis makanan seperti rumput, tumbuhan akuatik, ikan,
serangga, amfibi kecil, cacing dan moluska kecil (http;//wikipedia.com). Sedangkan taksonomi itik sendiri dapat
dikelompokkan sebagai berikut: Kingdom
: Animalia, Filum
: Chordata, Kelas
: Aves, Ordo
: Anseriformes, Famili
: Anatidae
Peluang dan prospek wirausaha ternak itik cukup
baik. Dari wira usaha ini dapat di hasilkan aneka produk yang mempunyai
pemasaran dan manfaat cukup banyak bagi masyarakat.produksi utama dari usaha
beternak itik adalah telur dan daging. Sementara hasil sekunder dapat berupa
bulu dan kotoran. Ternak itik mempunyai banyak
manfaat bagi manusia dan alam. Antara lain, utuk usaha ekonomi kerakyatan
mandiri, mendapatkan telur konsumsi, daging
dan juga pembibitan ternak itik sekaligus mencerdaskan bangsa melalui
penyediaan gizi masyarakat. Disamping itu,
kotoran atau limbah dapat dijadikan sebagai pupuk organik untuk tanaman pangan
atau palawija.
Berdasarkan
kenyataan yang ada saat ini, perkembangan permintaan terhadap telur itik selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Sumbangan itik sebagai penghasil
protein hewani untuk masyarakat dan pendapatan dalam usaha ternak tersebut
cukup nyata. Dalam hal produksi telur, kontribusi jumlah telur itik terhadap
produksi telur secara nasional mencapai sekitar 24,9%. Akan tetapi untuk
produksi daging kontribusi itik terhadap produksi daging nasional masih relatif
sangat rendah (Sumanto dan E. Juarini, 2007).
Itik merupakan salah satu ternak yang
cukup dikenal oleh masyarakat, terutama produksi telurnya. Selain produksi
telur, dagingnya juga mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau menurut
ukuran pendapatan masyarakat pedesaan. Ternak itik petelur merupakan salah satu
peluang yang cukup potensial dikembangkan dalam bisnis itik. Hal ini
dikarenakan setiap tahun permintaan telur itik cenderung terus meningkat.
Selain sebagai sumber protein keluarga, telur itik banyak digunakan sebagai
bahan untuk membuat aneka kue (Sipora, 2009).
Itik petelur adalah itik yang
diternakkan dengan tujuan utama menghasilkan telur. Saat ini sudah begitu
banyak jenis itik petelur dengan produktivitas cukup tinggi. Hasil penelitian pakar peternakan
menunjukan bahwa, produktifitas telur itik yang dipelihara secara tradisional
hanya mampu menhasilkan telur sebanyak 124 butir/ekor/tahun, sedangkan
pemeliharaan secara semi itensif menjadi
203-232 butir/ekor/tahun, dan pemeliharaan secara intensif mencapai 240-280
butir/ekor/tahun.
Pemilihan jenis itik sangat
menentukan tingkat produktifitas telur, karena itik unggul sangat tanggap
dengan pemeliharaan yang intensif. Hasil penelitian pakar peternakan menunjukan
bahwa dengan sistem pemeliharaan secara
intensif dapat meningkatakan
produktivitas teluitik dari 98-151 butir/ekor/tahun menjadi 200
butir/ekor/tahun(itiAlbino), 212 butir/ekor/tahun (itikBali), dan 230 butir
(itik khaki Campbell).
Kemampuan produktifitas telur
itik dalam skala penelitian cukup tinggi, yaitu 300-330 butir/ekor/tahun pada
itik khaki champbell, 150-250 butir
itik tegal, 200-250 butir mojosari, 130-250 butir itik Albio, 153-250 butir
itik bali,297 butir BPTK AK, 282 butir itik BPT
KAT, 274 butir itik BPT AK dan 257-260 butir itik rantau (Rukmawan,
2014:85-87).
Tags:
Industri Rakyat Desa
Wah bisa jadi referensi juga nih peternakan itik heheh
BalasHapusSaya juga sempat punya cita-cita untuk usaha ini dikampung selesai kuliah. Tapi selesai kuliah saya ga pulang kampung, jadi belum kesampaian.
BalasHapuswah... mantap nih, bebek bisa jadi peluang yang bagus. tapi sayangnya, dalam hal ini saya belum mampu. :)
BalasHapusmantap gan, jadi referensi buat saya kedepannya :D
BalasHapus