Foto
adalah sebuah benda yang tidak bernyawa, namun nilainya tidak bisa diungkapkan
dengan kata-kata. Dalam sebuah foto tersimpan banyak kenangan yang sangat
berharga. Sebuah foto bisa menceritakan sebuah sejarah pemiliknya. Dengan
memandang sebuah foto terkadang timbul sebuah tawa, kadang juga sebuah senyum
terukir disana walaupun tak sedikit ada air mata yang menetes dan menyertainya.
Yup…. Foto adalah sebuah kenangan masa lampau yang diabadikan dan dipunyai oleh
semua orang. Dengan menyimpan banyak foto-foto lama berarti banyak pula
menyimpan kisah-kisah dan kenangan lama. Tak harus dengan banyak kata untuk mengungkapkan
fakta-fakta didalamnya karena pandangan mata sudah berbicara kala memandangnya.
Tahun
90 an zaman saya masih kecil, sebuah foto adalah benda yang sangat berharga
karena tidak setiap hari bisa mendapatkannya. Perlu moment-moment tertentu
sehingga seseorang bisa diambil gambarnya. Misalnya saat ada pernikahan, saat
mau lulus ujian atau saat ada kegiatan-kegiatan besar yang melibatkan banyak
orang. Itupun sangat terbatas dan hanya sesekali saja. Kemungkinan wajah
seseorang tertangkap kamera juga relative kecil, butuh request khusus dan
tentunya harus bayar jika pengen memilikinya. Jika ingin berfoto secara pribadi
atau sendiri harus pergi ke studio tukang foto atau menunggu tukang foto
keliling saat lewat. Hasilnya juga tidak langsung jadi karena harus menunggu
dalam hitungan hari atau minggu bahkan kadang dalam hitungan bulan.
Ini foto kenangan saat sekolah TK dalam acara karnaval desa. foto ini aslinya dijepret dengan kamera film dan saya foto ulang dengan kamera ponsel |
Teknologi
kamera saat itu tidak seperti sekarang ini, untuk menghasilkan sebuah foto
prosesnya lumayan panjang. Foto diambil dengan kamera dan disimpan dalam sebuah
benda hitam yang bernama “klise” atau mungkin istilahnya
disebut dengan negative film. Dalam satu jepretan tidak bisa langsung dilihat
hasilnya, nunggu sampai negative film yang ada dalam kamera habis dulu biasanya
antara 30 s/d 40 jepretan. Nanti setelah habis baru dicuci dulu dengan bahan
khusus yang pada akhirnya bisa dicetak dan dilihat hasilnya. Tidak semua hasil
jepretan kamera tersebut bagus dan bisa dilihat. Ada kalanya hasilnya kurang
memuaskan bahkan jika fotografernya tidak profesional hasil jepretan kamera
tersebut banyak yang tidak bisa dicetak karena hitam semua (Negative filmnya
hangus). Oleh karenanya pada masa tersebut, selembar foto adalah benda yang
sangat berharga karena selembar foto tersebut adalah sebuah kenangan yang
langka dan mahal harganya.
ini penampakan negative film yang masih saya miliki. Agar menghasilkan gambar foto, negative film ini harus dicuci dan dicetak diatas kertas foto |
Saat
masih balita tidak ada satupun gambar foto yang saya punya sebagai
kenang-kenangan. Menginjak Sekolah Dasar saya baru memiliki beberapa foto
bersama teman itupun wajah saya tidak terlalu kelihatan karena memang fotonya
bareng-bareng (bersama). Tapi ketika menjelang ujian SMP kakak saya sudah punya
kamera sendiri sehingga sayapun bisa meminjamnya. Jadilah saat ujian SMP sampai
kelulusannya saya dan teman-teman mengambil berbagai gambar dengan kamera
tersebut. Tentu saja tidak bisa sepuasnya karena satu rol kamera cuma bisa
mengambil paling banyak 40 gambar dan
itupun harganya relative mahal untuk ukuran anak sekolah. Walaupun gambarnya
jelek dan buram atau ekspresinya yang awut-awutan za harus diterima dan tidak
bisa diulang-ulang. Untuk melihat hasilnya harus cukup sabar karena menunggu
agak lama di tempat cuci cetak foto. Dari 40 negative yang disediakan dan terpakai ada 32 foto yang jadi dan bisa dicetak. itu jumlah yang sangat cukup bagus bagi fotografer amatiran seperti saya.
Foto bersama saat selesai ujian SMP Fotonya memakai kamera biasa dan saya foto lagi memakai kamera ponsel |
Sekarang teknologi sudah sangat canggih, setelah adanya teknologi kamera
digital yang tidak perlu lagi menggunakan klise/negatife film dan hasilnya bisa
langsung terlihat. Zaman sekarang sudah ada teknologi kamera yang dibenamkan di
dalam ponsel. Hal itu membuat semua orang bisa
langsung mengabadikan semua moment dan kegiatan dimana saja berada tanpa
batasan ruang dan waktu. Semakin besar media penyimpanannya semakin banyak foto yang diambil. Tidak
seperti dulu yang hanya terbatas 30-40 jepretan saja.
Ponsel
yang pada awalnya hanya digunakan untuk sarana komunikasi sekarang banyak
digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satunya adalah untuk mengabadikan
peristiwa atau moment-moment tertentu tanpa terbatas ruang dan waktu. Ponsel
pertama yang saya miliki dulunya tidak ada kameranya sehingga untuk mengambil
gambar harus pinjam keteman dulu karena ponsel yang ada kameranya harganya
cukup mahal dan tidak terjangkau oleh kantung saya. Walaupun baru vga namun
ponsel yang ada kameranya jarang ada yang punya.
Foto keponakan yang bergaya dan dijepret dengan HP pinjaman dari teman |
Seiring
dengan makin cepatnya perubahan gaya hidup masyarakat, akhir-akhir ini berbagai
pabrik ponsel berlomba-lomba untuk mengeluarkan produk yang canggih dan
diinginkan oleh masyarakat.Salah satu fungsi yang yang paling popular dan
menjadi pertimbangan dari sebuah ponsel adalah kamera yang dimilikinya. Semakin
tinggi kualitas kamera yang tertanam di dalam ponsel semakin banyak orang yang
memburunya. Bukan hanya kamera belakang yang ditanamkan, namun ada kamera depan
juga untuk berselfie ria.
Aksi narsis dengan latar belakang Candi Bajang Ratu Trowulan Mojokerto Jawa Timur Diambil dengan menggunakan kamera ponsel yang pertama kali saya miliki |
Menurut
saya sendiri kamera yang tertanam dalam sebuah ponsel jauh lebih praktis
daripada membawa kamera saku yang terpisah. Hasil dari jepretan sebuah ponsel
bisa dengan mudah dipercantik dengan berbagai aplikasi atau bisa langsung
diunggah ke media social dan dikirim ke teman-teman dalam hitungan menit. Saat
ini kemanapun dan dimanapun saya berada ponsel tidak pernah terlepas dari
genggaman kita. Selain sebagai sarana komunikasi utama dengan keluarga dan
kolega, ponsel bagi saya juga bisa mengabadikan berbagai moment atau hal-hal
unik yang tidak terduga dengan kamera yang ada didalamnya. Zenfone 2 Laser ZE550KL adalah salah satu andalan saya dalam mengabadikan
berbagai peristiwa dan moment di sekitar saya. Berikut ini adalah beberapa foto narsis saya di berbagai kesempatan dan di berbagai tempat.
Apapun
foto yang dihasilkan dari kamera ponsel saya saat ini akan menjadi sebuah
kenangan yang layak untuk dikenang di masa mendatang. Untuk sekarang foto jepretan tidak harus di cetak cukup di
simpan saja atau dibagikan ke social media agar teman-teman bisa ikut melihat
dan menikmati hasilnya.
Tulisan
ini diikutsertakan dalam Giveway Aku dan
Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com
mantaf gan, dari jaman ke jaman kamera makin maju aja.
BalasHapuswah keren juga artikelnya hahaha
BalasHapuswkwkwk, masih simpan juga gua negative filmnya., masih ada ga tempat yang nyediain jasa cuci fotonya ya
BalasHapusSangat menarik infonta Mba, Saya sendiri juga punya kenangan dengan kamera kodak . Pas mau dicuci rolnya hilang dijalan alhasil hilang semua file potonya. Beruntung ya yang bisa ngalami jaman 90an ke era internet seperti sekarang, selalu banyak cerita manis untuk dikenang. Nice inpo
BalasHapusnice sangat bermanfaat
BalasHapuswah bagus sekali,, mengenang kamera,, hihi
BalasHapusPerjalanan foto dari masa ke masa. Yang pasti makin kesini makin canggih aja ya
BalasHapus~wah mantap, sya juga sekarang pake zenfone
BalasHapusMakin maju aja mungkin besok pake mata langsung jepret
BalasHapuskamera itu benda untuk menyimpan kenangan.sayang nya ane ga suka di foto :v
BalasHapusMantap gan, kenangan selalu penting untuk masa depan yang lebih baik
BalasHapusKenangan :D hha
BalasHapuskeren artikelnya
BalasHapusmantap mantap cuyy
BalasHapusdari masa ke masa wkwk
BalasHapusmantap gan
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKamera sekarang sudah bisa kita jumpai di berbagai tempat banyak orang punya
BalasHapusdiary online :D
BalasHapusSayang jaman kecil ane dulu blm ada camera hp.. Poto cuma punya 3 biji doang.
BalasHapusbener ya kalo dulu susah dan ribet kalo mau foto juga mesti pake kodak.. lah sekarang mudah banget tinggal jepret pake hape share ke medsos jadi ngga perlu takut hilang...
BalasHapusSaya jg masih simpan klise foto jadul saya. Ampe pada lengket2 g karuan gituu..hehehe
BalasHapusJika dibandingkan dengan kamera pocket, hasil jepretan kamera ponsel tak kalah bagusnya ya Mbak, yang penting dapat momennya :)
BalasHapusaku juga ngalamin jaman-jaman foto masih pakai roll film mbak. kebetulan ayahku punya, jadi sering foto pakai kamera itu. dulu untuk memoto harus mengintip dari lubang kecil di kamera, kalau sekarang mah tinggal lihat ke layar handphone aja :D
BalasHapusMasih ingat jaman dulu pake kamera film rol 36 foto. Sekarang udah cukup mudah, hanya pake kamera smartphone saja udah bisa ngambil foto kualitas tinggi. Jumlahnya tidak terbatas lagi, tergantung kapasitas memori. :-)
BalasHapuswah udah jadul banget tuh mbak kalo msih pkai negative film, haha :D
BalasHapussemangat yah mbak :D smoga menang GA-nya,
salam kenal :)
Negatif film jadi bernostalgia jaman kecil
BalasHapusDulu pas masa kecil jarang banget bisa mengabadikan momen2 lucu pas masih kecil.
BalasHapustapi sekarang dg adanya teknologi kamera ponsel, bisa dg mudah memotret sesuka hati, hhee
Cando Bajang Ratu keren tamannya
BalasHapussemoga menang ya
BalasHapusHihiii iya nih jaman foto masih pake klise, kita nggak tau udah bagus apa belum jepretannya sampai klisenya dicetak dulu. Bener2 perjuangan ya motret jaman dulu itu :)
BalasHapusThks ya sudah ikutan GA #KameraPonsel, good luck.